LAPORAN
PRAKTIKUM
KEAMANAN PANGAN
DAN SANITASI
PRODUK
PEMBUATAN TELUR ASIN INEZ
DOSEN PENGAMPUH:
Dr.
Ir. AFRIANI, M. P.
OLEH:
M.UTAMA
MANDALA PUTRA
E10017015
A.4
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
industri pangan dewasa ini meningkat dengan sangat pesat. Seiring dengan
perkembangan tersebut banyak ditemui masalah yang berkaitan dengan penyakit
yang timbul disebabkan karena makanan, obat-obatan, kosmetik dan peralatan
medis (medical devices) yang menimbulkan ancaman bagi keselamatan dan
kesehatan konsumennya. Salah satu penyebab dari permasalahan di atas disebabkan
oleh adanya kontaminasi dalam proses produksi dari produk-produk tersebut.
Salah satu program dari pemerintah Indonesia adalah mensyaratkan bagi
industri-industri di atas untuk menerapkan GMP.
Dalam penerapannya,
GMP sangat erat hubungannya dengan HACCP (Hazard Analysis & Critical
Control Control Points). Dimana GMP merupakan persyaratan awal (pre-requisite)
dari HACCP. GMP secara luas berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik
aspek proses produksi maupun proses operasi dari personelnya sendiri. Yang
diutamakan dari GMP adalah agar tidak terjadi kontaminasi terhadap produk
selama proses produksi hingga informasi produk ke konsumen sehingga produk aman
dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian GMP adalah
faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, konstruksi pabrik,
dll), faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi
termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
Good Manufacturing Practices merupakan
suatu konsep manajemen dalam bentuk prosedur dan mekanisme berproses yang tepat
untuk menghasilkan output yang memenuhi stándar dengan tingkat ketidaksesuaian
yang kecil. Good Manufacturing Practices yang dalam bahasa
indonesia dapat diterjemahkan menjadi Cara Produksi yang Baik (CPB) diterapkan
oleh industri yang produknya di konsumsi dan atau digunakan oleh konsumen
dengan tingkat resiko yang sedang sampai tinggi seperti : produk obat-obatan,
produk makanan, produk kosmetik, produk perlengkapan rumah tangga, dan semua
industri yang terkait dengan produksi produk tersebut. GMP secara
luas berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik aspek proses produksi
maupun proses operasi dari personelnya sendiri. Yang diutamakan dari GMP adalah
agar tidak terjadi kontaminasi terhadap produk selama proses produksi hingga
informasi produk ke konsumen sehingga produk aman dikonsumsi atau digunakan
oleh konsumen. Termasuk dalam pengendalian GMP adalah
faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan, transportasi, konstruksi pabrik,
dll), faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor kontrol operasi
termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
1.2.
Manfaat Penerapan Good Manufacturing
Practices (GMP) dalam Industri Pangan.
Good Manufacturing Practices (GMP) berisi
penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang
harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan
dari mulai bahan baku sampai produk akhir. Adanya penerapan Good
Manufacturing Practices (GMP) dalam industri pangan yang
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan pemeliharaan maka
perusahaan dapat memberikan jaminanproduk pangan yang bermutu dan aman
dikonsumsi yang nantinya akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk
pangan dan unit usaha tersebut akan berkembang semakin pesat.Adapun manfaat
dari penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) sebagai
berikut:
1. Menjamin
kualitas dan keamanan pangan
2. Meningkatkan kepercayaan
dalam keamanan produk dan prouksi
3. Mengurangi
kerugian dan pemborosan
4. Menjamin
efisiensi penerapan HACCP
5. Memenuhi
persyaratan peraturan/ spesifikasi/sandar
6. Meningkatkan image dan kompetensi
perusahaan/organisasi
7. Meningkatkan kesempatan
perusahaan/organisasi untuk memasuki pasar global melalui produk/kemasan yang
bebas bahan beracun (kimia, fisika dan biologi)
8. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
terhadap produk
9. Menjadi pendukung dari penerapan
sistem manajemen mutu
PEMBAHASAN
2.1. Ruang Lingkup Pembuatan Produk Telur Asin
Ruang lingkup GMP mencakup cara-cara
produksi yang baik dari sejak, bahan
mentah masuk ke pabrik
sampai produk dihasilkan termasuk
persyaratan-persyaratan lainnya yang harus
dipenuhi. Berikut ini adalah berbagai hal yang dibahas dalam
cara produksi telur asin yang baik :
A. Lokasi
Lokasi pembuatan produk telur asin Inez ini bertempat dirumah bapak
harris karena produk ini termasuk usahanya sendiri, alamatnya yaitu Jl.
Pattimura, lorongnya didepan global tv jambi, didekat MESS PEMDA MERANGIN.
Produk pak harris bermerk telur asin Inez.
B. Bangunan
Bangunan yang dipakai dalam produk
pembuatan telur asin Inez ini yaitu bangunan rumah sendiri, dengan panjang kurang
lebih 16 m, dan lebar 7 meter. Kebersihan bangunan cukup bersih, namun keadaan
tanah basah dikarenakan banyaknya pohon-pohon yang menutupi sinar matahari.
Sehingga tanah yang lembab akan lama kering.
C. Fasilitas Sanitasi
Pemilihan bahan baku (Telur), yaitu tindakan pengumpulan telur dilakukan dengan memilih
telur yang bersih dan tidak retak dengan dikumpulkan menjadi satu berdasarkan
ukuran pada wadah yang aman dan anti gores. Pengumpulan ini berhubungan erat
dengan pencemaran karena telur akan dikumpulkan menjadi satu dengan telur-telur
yang lain yang terkadang pada kulit-kulit telur terdapat kotoran unggas,
sehingga dapat mencemari telur yang kondisinya bersih
Penyimpanan
bahan (Telur), yaitupenyimpanan telur
memegang peran penting dalam menjaga kualitas telur. Faktor – faktor yang perlu
diperhatikan adalah:
1.
Menyimpan telur dengan suhu 12 - 15° C dan kelembapan 70 – 80%.
2.
Ruang penyimpanan telur jauh dari benda – benda yang berbau tajam (misalnya
seperti bawang).
Pengolahan makanan (Telur), yaitu tindakan pengolahan pada telur dapat dilakukan dengan
melakukan pengawetan pada telur dengan tujuan mempertahankan mutu telur. Tujuan
pengawetan ini untuk mempertahankan mutu telur, bukan memperbaiki
mutu. Pada pembuatan produk telur asin Inez dilakukan perendaman.
D. Mesin dan Peralatan
Pembuatan
telur asin Inez tidak menggunakan mesin, hanya peralatan biasa seperti panci
perebusan, baskom, lemari rak untuk telur. Sebelum melakukan proses pembuatan
telur asin, telur bebek yang akan dibuat telur asin dilakukan candling terlebih
dahulu, bertujuan untuk melihat kualitas telur yang baik untuk dipilih.
Gambar1. Proses Candling
E. Bahan
Bahan baku
didapatkan dari peternak bebek yang berada dikerinci, setiap minggu diantar
minimal 3000 butir telur bebek. Telur-telur bebek sudah dipilih-pilih terlebih
dahulu dari peternak aslinya, untuk mendapatkan telur berkualitas baik sehingga
akan disukai oleh konsumen.
F. Penyimpanan
Telur asin yang sudah matang atau dimasak, disimpan
didalam rumah dengan suhu kamar sampai suhu telur menjadi dingin, sebelum
proses pengemasan. Hal ini dilakukan untuk penyimpanan sementara. Namun sebelum
proses perebusan, telur asin direndam terlenih dahulu dengan air garam supaya
rasa asin akan meresap kedalam telur sehingga didapatkannya rasa asin
berkualitas.
Gambar 2. Perendaman Telur
G. Pengemasan
Langkah
berikutnya yaitu penyajian dan pengemasan, telur diberi label (dibuat sendiri
oleh istri pak harris) telur ditata dalam eggs tray dengan
badian lancip dibawah, bagian tumpul di atas, tidak ada pengemasan khusus jadi
setelah ditata pada eggs tray telur asin tersebut dibiarkan
pada ruangan terbuka dengan suhu ruangan. Minimal satu bungkus kemasan berisi 3
ekor butir telur. Kemasan dari produk telur asin pak harris sangatlah sederhana
namun kebersihan tetap terjaga dengan baik, supaya kualitas telur tetap
terjaga. Walaupun sederhana kemasannya cukup menraik dilihat.
Gambae 3. Kemasan Telur
H. Karyawan
Pada usaha
pembuatan produk telur asin Inez, pak harris tidak memiliki karyawan khusus,
hanya usaha ini dibantu oleh istrinya dan sanak keluarga. Inilah kelebihan dari
usaha pak harris, tidak memakai modal yang terlalu besar. Setiap dalam proses
pembuatan, para pembuat telur asin dianjurkan untuk menjaga kebersihan telur
dan kebersihan dari karyawan itu sendiri, hal ini bertujuan agar telur asin tidak
terkontaminasi dari kotoran-kotoran yang dapat mencemari telur.
I. pengangkutan
Pengangkutan atau pendistribusian
telur menggunakan mobil pick up, diantar ke supermarket yang sudah menjadi
langganan bapak harris. Sebelum dilakukan proses pengangkutan kemobil, mobil
terlebih dahulu dicuci dan dibersihkan. Sehinga telur yang akan diangkut kebak
mobil selalu bersih.
KESIMPULAN
Hygiene sanitasi lingkungan diindustri
telur asin milik pak harris sudah cukup baik tapi masih banyak yang kurang. Hal tersebut terlihat dari jumlah tempat sampah
yang hanya satu buah dan kondisinya kotor, tidak ada pengolahan air
limbah karena air limbah sisa pencucian telur langsung dialirkan ke
selokan dan di buang ke tanah terbuka; dan sumber air dari sumur gali tidak
diberi atap pada bagian atasnya.
Higiene sanitasi bangunan juga kurang baik, terlihat
dari bangunan yang masih memungkinkan vektor dan rodent masuk ke ruang produksi
(dapur) karena terdapat celah pada bagian bawah pintu masuk ke dapur, lantai
hanya diplester dengan kondisi yang sedikit lembab, kotor karena dibersihkan
seperlunya saja tidak rutin setiap hari, berlubang, tidak rata dan terdapat
sedikit retakan, dan sumber pencahayaan dari jendela sudah cukup baik tetapi
untuk ventilasi masih kurang karena hanya berasal dari lubang jendela dan pintu
sehingga udara agak panas dan pengap.
Higiene sanitasi
personal sudah cukup baik, karena berdasarkan wawancara dan observasi pak harris
mencuci tangan memakai sabun sebelum melakukan pengolahan telur bebek menjadi
telur asin, memakai pakaian bersih saat bekerja, membedakan pakaian saat
bekerja dengan saat santai atau tidak bekerja.
0 Response to "LAPORAN PRAKTIKUM KEAMANAN PANGAN DAN SANITASI"
Posting Komentar
Silahkan Masukan Pendapat dan Saran Teman-teman Di bawah ini.