LAPORAN PRAKTIKUM ILMU KESEHATAN TERNAK


LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
ILMU KESEHATAN TERNAK








OLEH:
M.UTAMA MANDALA PUTRA
E10017015
A.5
















FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019








KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan mingguanpraktikumkester ini. Shalawat dan salam saya haturkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa petunjuk bagi kita semua.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak para Asisten Dosen dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing kami selama praktikum berlangsung. Meskipun saya berharap isi dari Laporanmingguan ini tidakbebas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar Laporan mingguan ini dapat lebih baik lagi. Demikian, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat. Saya ucapkan terimakasih.

Jambi,  Oktober2019
                                                
                                                           
                      M.Utama Mandala Putra










DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................               i
DAFTAR ISI..........................................................................................              ii  
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................               1
1.1. Latar Belakang........................................................................             1
1.2. Tujuan ....................................................................................              1
1.3. Manfaat...................................................................................              2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................                3
2.1. Sanitasi Kandang....................................................................              3
2.2. Pemeriksaan Ternak ...............................................................              3  
BAB III PROSEDUR KERJA..............................................................                5
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................               5
3.2. Alat dan Bahan.......................................................................              5
3.3. Prosedur Kerja........................................................................              5
3.3.1. Sanitasi Kandang..........................................................              5
3.3.2. Pemeriksaan Ternak secara Umum...............................             5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................                6
4.1. Sanitasi Kandang....................................................................              6
4.2. Pemeriksaan Ternak secara Umum.........................................             6
BAB V PENUTUP.................................................................................              10
5.1. Kesimpulan.............................................................................             10
5.2. Saran.......................................................................................             10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................              11
LAMPIRAN...........................................................................................              12





BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan ternak adalah suatu aspek penilaian dalam kualitas ternak yang perlu diperhatikan baik makro maupun mikro. Kualitas kesehatan ternak sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya ternak baik dalam hasil produksi dan pertumbuhan pada ternak. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengamati warna mata, memeriksa suhu tubuh, frekuensi nafas, dan konsistensi feses. Pemeriksaan kesehatan ternak secara fisiologis dapat dilakukan dengan caranekropsi (pembedahan). Pemeriksaan nekropsi ini penting dilakukan untuk mengetahui penyakit dalam yang diderita oleh ternak sehingga kita bisa menyimpulkan penyakit yang sedang diderita oleh ternak.Penyakit yang diderita oleh ternak kebanyakan disebabkan oleh parasit. Parasit merupakan suatu mikroorganisme jasad renik yang bersifat merugikan.
Pemeriksaan umum ternak dimulai dari suatu jarak yang tidak mengganggu ketenangan ternak. Usaha kebersihan lingkungan kandang, seperti lantai yang bersih dan kering, drainase sekitar bangunan kandang yang baik, pengapuran, pengaturan ventilasi kandang yang sempurna dan sebagainya akan mampu membentengi dari serangan berbagai jenis infeksi penyakit. Kesehatan sapi bisa dicapai dengan tindakan hygiene, sanitasi lingkungan, vaksinasi, pemberian pakan dan teknis yang tepat. Keadaan umum dan kelakuan hewan perlu diperhatikan, hewan dalam keadaan berdiri atau tidur, tingkat kelesuan, kesadaran dan kegelisahan sehingga dapat diketahui ternak tersebut sakit atau tidak, pemeriksaan hewan yang sakit diantaranya memeriksa pakan, minum serta penelitian meliputi adanya tinja dan kemih.
1.2. Tujuan
            Tujuan dari Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak yaitu untuk mengetahui kondisi kesehatan dari pemeriksaan fisik, tingkah laku, dan kondisi fisiologis ternak serta untuk mengetahui jenis-jenis parasit penyebab penyakit. 

1.3.Manfaat
            Manfaat praktikum yaitu agar praktikan dapat mengerti dan mendiagnosa kondisi kesehatan ternak sehingga dapat mengambil tindakan yang paling tepat terhadap ternak yang dinyatakan sakit.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sanitasi Kandang
            Salah satu tempat berkembangbiaknya lalat pada daerah peternakan adalah kandang ternak. Pengamanan pada kandang ternak dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang ternak dan melakukan usaha pencegahan untuk pemberantasan vektor lalat (Rizqi Zuroida, 2018).
            Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Kondisi bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman (ILHAMSYAH, 2015).
            Menurut Maulida (2013), menyatakan bahwa lantai kandang dibuat dengan posisi sedikit miring agar mudah dibersihkan dan selalu kering. Selain itu juga dibuat selokan atau parit agar tidak terjadi genangan air. Dengan adanya parit ini maka air pembersih lantai, air untuk memandikan sapi, urin, dan kotoran sapi dapat mudah terkumpul, yang selanjutnya dapat disalurkan ke penampungan biogas atau langsung ke selokan. Sebagian besar responden menggunakan asbes sebagai atap kandang.
2.2. pemeriksaan Ternak
            Menurut Widiyono (2003), menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan diawali dengan infeksi terhadap tingkah laku, cara jalan, kondisi tubuh, suara, lubang tuduh dan aktivitas menyusu. Selanjutnya dilakukan pengukuran frekuensi nafas, frekuensi pulsus dan pengukuran suhu tubuh.
            Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan keadaan tubuh melalui cara penentuan kondisi fisik dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik merupakan tindakan untuk mengidentifikasi kelainan-kelainan
klinis dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu penyakit pada individu maupun populasi. Melalui informasi yang didapatkan selama pemeriksaan dapat ditentukan beberapa penyebab penyakit, organ yang terlibat, lokasi, tipe lesio, patogenesa, maupun tingkat keparahan penyakit (MAULADI, 2009).
            Keberhasilan usaha peternakan sapi perah sangat tergantung dari keterpaduan langkah terutama di bidang pembibitan (breeding), pakan (feeding), dan tatalaksana (management). Ketiga bidang tersebut kelihatannya belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan peternak serta masih melekatnya budaya pola berfikir jangka pendek tanpa memperhatikan kelangsungan usaha sapi perah jangka panjang (MAULIDA, 2013).





BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Kesehatan Ternak dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019,  pukul 07.00 sampai dengan selesai. Bertempat di Kandang Sapi Fapet Farm Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
3.2. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan  pada Praktikum Kesehatan Ternak sub bab Sanitassi dan Pemeriksaan Ternak  secara Umum yaitu  alat  kebersihan  dan  alat desinfeksi  meliputi sapu  lidi, cangkul, sekop,  wiper karet lantai, garukan sampah, spons, ember, dan alat semprot; stetoskop, termometer, penglihatan, pendengaran dan peraba praktikan. Bahan yang digunakan yaitu air dan antisep; ternak perah yang akan diamati dan lembar pengamatan kesehatan ternak.
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1. Sanitasi kandang
            Prosedur kerja sanitasi dan  desinfeksi kandang yaitu pertama, bersihkan kandang dari segala kotoran termasuk feses dan sisa pakan. Lalu, cuci kandang dengan mengguunakkan air bersih dan pastikan selokan berfungsi dengan baik. Setelah itu, pastikan lantai kandang tidak terdapat genangan air. Kedua, mandikan sapi dengan air bersih dan gosok badan sapi dengan spons hingga tidak ada lagi feses atau kotoran yang menempel ditubuh sapi. Ketiga, siapkan larutan desinfektan yaitu dengan mencampurkan 10 ml antisep kedalam 10 L air bersih. Lalu, gunakan 5 L larutan desinfektan untuk menyemprot kandang dan 4 ekor ternak.
3.3.2. Pemeriksaan Ternak secara Umum
            Pada Pratikum Pemeriksaan Ternak Secara Umum, metoda yang dilakukan yaitu amati keadaan ternak yang dimulai dari keadaan kulit dan bulu, sistem pencernaan, pernafasan, sirkulasi, sistem gerak dan uregenital. Perhatikan tiap-tiap bagian tersebut, apakah ada kelainan yang menunjukkan adanya penyakit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sanitasi Kandang
              Sanitasi adalah program selalu menjaga kebersihan untuk pencegahan masuk atau pindahnya bibit penyakit yang akan menyerang ternak dengan cara penyemprotan dan pengasapan. Sanitasi wajib dilakukan biasanya dilakukan sebelum hewan ternak dimasukkan ke dalam kandang yang baru bertujuan untuk mematikan bibit-bibit penyakit ada dalam kandang tersebut. Sesuai dengan pendapat dari Azizah (2018), yang menyatakan bahwa kebersihan kandang merupakan hal yang penting dalam menjaga kondisi sanitasi kandang.
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, kandang ternak sapi perah fakultas peternakan lumayan bersih. Walaupun sebelumnya sudah dibersihkan terlebih dahulu oleh para praktikan, pembersihan kandang dilakukan  menggunakan sapu lidi dan air untuk membersihkan kotoran-kotoran ternak sapi yang ada dilantai kandang. Setelah pembersihan kandang selesai, ternak mulai dimandikan supaya bersih saat akan diperiksa dan nyaman didalam kandang. Sesuai pendapat Ilhamsyah (2015) menyatakan fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Kondisi bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman.
4.2. Pemeriksaan Ternak  secara Umum
            Salah satu penghambat yang sering dihadapi dalam usaha peternakan adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi beternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik, sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya yang dilakukan untuk pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit dan atau pengobatan pada ternak yang sakit. Usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatan. Sesuai dengan pernyataan  dari Maulida (2013), menyatakan bahwa aspek penting dalam peternakan adalah kesehatan ternak. Guna meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh turunnya produktifitas, biaya pengobatan, dan risiko kematian ternak maka diterapkan upaya pencegahan sejak dini. Upaya pencegahan tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi.  Melalui informasi yang didapatkan selama pemeriksaan dapat ditentukan beberapa penyebab penyakit, organ yang terlibat, lokasi, tipe lesio, patogenesa, maupun tingkat keparahan penyakit.
            Hasil yang didapat pada pemeriksaan ternak sapi perah yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Pemeriksaan Ternak Secara Umum
Kulit dan Pulu
Hasil

1
turgor ulit
Normal

bulu
Kusam

luka
Tidak ada

lesi/ jejas
Tidak ada

2
Pernafasan
Hasil
a
cara bernafas
Normal
b
frekuensi
-
c
cermin hidung
Basah
d
eksudat hidung
-
e
batuk
Tidak ada

3
Sirkulasi
Hasil
a
pulsus/ denyut jantung
-
b
pfrekuensi pulsus
-
c
pendarahan
-

4
Pencernaan
Hasil
a
cara mengambil pakan
Normal
b
cara mengunyah dan menelan
Normal
c
tonus lambung
Normal
d
perisltaltik usus
-
e
muntah
Tidak ada
f
cara buang kotoran/ posisi
Normal
g
frekuensi buang feses
-
h
konsistensi kotoran/ feses
Normal

Urogenital
Hasil

1
cara urinasi
-
2
warna urin
-
3
kekeruhan urin
-

Syaraf dan Gerak
Hasil

1
reaksi reflek
Ada
2
cara berjalan
Normal

Panca indra
Hasil

1
mata
Ada kotoran
2
telinga
Tidak ada leleran
3
telinga
Refleks mendengar
4
suhu tubuh
-

             Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel 1, bahwasanya pemeriksaan anamnese terlihat cukup bagus, karena masing-masing bentuk pemeriksaan diratakan normal, seperti kondisi kotoran dan urin normal, sapi tidak memuntahkan kembali makanan, telinga tidak mengeluarkan lendir. Sistem syaraf sapi pun terlihat cukup bagus, saat didekati sapi berreflek menjauh, serta cara berjalan sapi normal. Pemeriksaan kulit dan pulu mencakup tugor kulit yaitu normal, bulu kusam, luka tidak ditemukan. Kemudian pemeriksaan pernapasan mencakup cara bernafas normal, cermin hidung sedikit basah. Hal ini menyatakan sapi terlihat sehat. Walaupun disini ada beberapa pemeriksaan yang lain namun tidak dilaksanakan seperti pemeriksaan urogenital, dan sirkulasi disebabkan kurangnya alat yang tersedia. Pemeriksaan sirkulasi mencakup beberapa varien seperti pulsus, frekuensi pulsus dan pendarahan sedangkan urogenital hanya dilihat dari urin. Menurut Mauladi (2009), menyatakan bahwa pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan keadaan tubuh melalui cara penentuan kondisi fisik dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik merupakan tindakan untuk mengidentifikasi kelainan-kelainan klinis dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu penyakit pada individu maupun populasi.
            Itulah hasil dari beberapa pemeriksaan ternak sapi perah secara umum yang telah dipraktikumkan, diawali dengan sanitasi kandang dengan cara dibersihkan sampai bersih. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Kondisi bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman (ILHAMSYAH, 2015).  Kemudian memandikan sapi dan menyemprotkan vaksin, sebelum memeriksanya, vaksin yang digunakan yaitu antisep dengan takaran 10 ml per 10 liter air bersih, namun lebih baik lagi memakai vaksin syperkiller. Didapatkan hasil yang cukup memuaskan karena sapi terbilang sehat. Karena keberhasilan  suatu usaha peternakan dihasilkan dari ternak yang bahagia.











BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum Ilmu Kesehatan Ternak didapatkan hasil pada pengamatan amnanesa pada pegamatan tingkah laku dan pemeriksaa kondisi ternak sapi perah dalam keadaan sehat. Hal ini dilihat dari sikap ternak yang aktif dan lincah, selain itu kondisi ternak mulai dari suhu rektal, denyut nadi dan gerak rumen dalam keadaan normal, kotoran dan urinnya normal. Kebersihan kandang lumayan. Posisi lantai sedikit miring dan terdapat got untuk saluran pembuangan.
5.2. Saran
Semoga untuk kedepannya, dalam menjalankan praktikum kesehatan ternak ini para asisten dosen dan praktikan saling bekerja sama dengan sebaik mungkin agar terciptanya keharmonisan didalam praktikum, mengatur manajemen waktu yang baik. Demikian pemberitahuan dari laporan ini, penulis berharap kepada pembaca agar dapat dijadikan pedoman untuk melakukan kegiatan yang sama.





DAFTAR PUSTAKA
Azizah, R. Z. 2018. Sanitasi kandang dan keluhan kesehatan pada peternak sapi perah didesa murukan kabupaten jombang. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10, 434-440.
ILHAMSYAH, A. 2015. Gambaran Sanitasi Kandang Ternak Sapi Dengan Kualitas Air Sumur Gali Didesa Pendem Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Skripsi, 1-91.
MAULADI, A. H. 2009. Suhu Tubuh Frekuensi Jantung dan Nafas Induk Sapi Friesian Holstein Bunting yang Divaksin dengan Vaksin Avian Influenza H5N1. Skripsi, 1-43.
MAULIDA, F. N. 2013. Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat Dikecamatan Cisarua Kabupaten Bogor (Studi Kasus KTTSP Sireum). Skripsi, 1-36.
widiyono, I. 2003. Frekuensi nafas, pulsus, dan gerak rumen serta suhu tubuh pada kambing peternakan ettawa selama 3 bulan pertama kehidupan pasca lahir. J. Saint, 21, 39-42.




















Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "LAPORAN PRAKTIKUM ILMU KESEHATAN TERNAK"

Posting Komentar

Silahkan Masukan Pendapat dan Saran Teman-teman Di bawah ini.